Kepala terus berdenyut malam ini. Bisa dibayangkan, di saat yang sama kudu memikirkan banyak sekali hal. Subhanallah. Dari dunia dakwah, banyak sekali kabar ustadz ustadzah yang sakit, covid. Harus ikut memikirkan bagaimana kondisinya, sudah ada yang mengurus belum, suplemen apakah sudah tersedia.
Masih ada kelas bisnis online yang aku putuskan untuk dihadiri karena aku butuh banget untuk meng upgrade kinerja timku. Di jam yang sama, bolak balik ada yang telepon untuk konfirmasi perawat yang bisa diperbantukan untuk homecare pasien. Ada juga yang membahas perjodohan. Plus urusan laporan organisasi yang menunggu untuk diselesaikan.
Belum lagi deadline di Blogspedia, grup cupuers di dunia blogging yang harus tuntas malam ini, atau harus terdepak dari grup. Aaa...tidaaakkkk… Nggak mau aku kalau sampai terdepak. Kecuali aku memang memutuskan akan rehat dulu. Kali ini, harus lanjut.
Sambil terus melirik jam, mengkalkulasi berapa jam lagi waktu yang tersisa untukku, pandangan tetap fokus ke Coach yang sedang menjelaskan manajemen perusahaan. Nyut-nyutan makin parah ketika anak-anak sudah merengek mengajak main. Hmm, dahsyat. Baiklah, memang semua itu kudu diatur ya. Kalau tidak, tak akan sanggup aku selesaikan semuanya.
Manajemen Pribadi dan Waktu untuk Produktivitas yang Lebih Baik
Akan selalu terulang kejadian seperti yang kualami, jika aku tidak melakukan pembenahan. Pembenahan terutama pada diri pribadi dan manajerial. Aku sadar betul kenapa hari ini sangat hectic. Karena beberapa pekerjaan yang mestinya selesai hari-hari sebelumnya belum tuntas kukerjakan.
Sempat isolasi mandiri serumah selama 10 hari, mestinya bisa mencicil tugas. Faktanya, karena fisik tidak begitu fit, jadi aku ijinkan diri untuk istirahat dulu. Menenangkan pikiran, meletakkan dulu semua beban pikiran. Ya, aku tahu ini akan beresiko menumpuk pekerjaan di keesokan harinya. Namun apapun, tetap harus ada prioritas.
Saat kemudian harus menyelesaikan banyak hal sekaligus, tentu akan kontra produktif kalau tidak diatur dengan baik. Bukannya produktivitas tinggi, sebaliknya malah akan rendah. Banyak sih yang dikerjakan. Tapi tidak maksimal semuanya. Alhasil, jadi nggak jelas apa outputnya.
The Eisenhower for Decision Matrix
Alhamdulillah nemu tool yang efektif untuk mengatur kesibukan. Bisa nih untuk dipakai buat memenej kegiatan sehari-hari. Namanya The Eisenhower for Decision Matrix.
Matrix ini menjelaskan 4 kuadran, yaitu:
Urgent - Important
Kuadran ini berisi to do list yang memang harus dikerjakan, tidak bisa tidak, dan waktunya mendesak. Tidak bisa ditunda. Untuk kuadran ini maka tindakan yang harus diambil adalah DO IT NOW. Kerjakan Sekarang Juga.
Not Urgent - Important
DI bagian ini berisi kegiatan yang penting banget, tapi tidak mendesak. Bisa menunggu, bisa dikerjakan lain waktu. Maka tindakan yang harus dilakukan adalah SCHEDULE A TIME TO DO IT. Susun rencana waktu untuk mengerjakannya.
Urgent - Not Important
Ada nggak sih, kerjaan yang mendesak dikerjakan, tapi tidak terlalu prioritas? Ada lah ya. Misal kalau seorang emak, sedang riweuh masak di dapur, lalu anaknya nangis kejer minta dibeliin es krim. Hayoo.. Untuk kondisi kayak gini tindakannya adalah DELEGATE. Alias delegasikan, kasih ke orang lain untuk mengerjakannya.
Not Urgent - Not Important
Kalau kuadran ini ngapain dong. Udah nggak penting, nggak mendesak pula. Nonton misalnya. Atau ngobrol gak jelas. Kalau sudah tahu begini ya udah, DELETE. Hapus dari list yang harus dikerjakan.
Asyik banget ya bikin to do list pakai matrix ini. Jadi plong kepalanya. Ngerti mana yang harus diduluin, mana yang bisa nanti, mana yang bisa dikerjakan orang lain, dan mana yang di ilangin aja. Isi kepala nggak akan mendidih karena kebanyakan pikiran.
Akhirnya, untuk bisa manajemen diri dan waktu butuh sekali informasi dan pengetahuan yang cukup. Ah, memang ya, punya ilmu itu beda sama yang nggak ada ilmu. Makanya, aku suka banget belajar. Biar ada banyak hal dalam hidup yang bisa dibenahi. Dan, karena aku selalu ingat sabda Nabi, bahwa orang yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, akan dimudahkan jalannya ke surga.
Semoga sharing dariku bermanfaat ya, Teman-teman.
Luar biasa bu Rita yang super sibuk. Semoga selalu disehatkan dan bisa maksimal dalam hal manajemen diri dan waktunya di sela-sela aktivitas yang padat
BalasHapusAamiin, terimakasih pak Yonal sudah mampir disini
Hapuskeren bund, aku yang belum punya pekerjaan aja kadang suka kacau kalau masalah manejemen waktu. ini harus di biasakan ya bund, soalnya kalo sekaligus berat hihi
BalasHapusKudu dilatih ini mumpung belum kebanyakan aktivitasnya
Hapuskeren bu Rita, kayaknya dikerjaanku harus dibikin kayak gini nih biar lebih terarah dan nggak dikomplain user
BalasHapusIya kan, kalau ngak diatur ujung2nya ada hak orang lain yang ikut kerenggut.
HapusMasyaAllah Bu Rita, sangat produktif ya... Kalau boleh menambahkan untuk metode Eisenhower, ada yang bilang 1 kuadran tidak boleh lebih dari 5 item, karena kalau tidak dibatasi, nanti jadinya masuk ke Urgent & important semua 😅
BalasHapusOiya, bener juga tuh, jd puyeng lagi dong ya kalau kebanyakan.
HapusSeringkali merasa bisa melakukan banyak hal sendiri. Padahal bisa didelegasikan. Huhuuu makasi insight barunya, Bu Rita 💜 Ditunggu postingan berikutnya!
BalasHapusnah iya kan mbak, aku juga tercerahkan sama matriks ini
Hapusmanajemen waktu ini sepertinya akan jadi proses latihan sepanjang hayat yaa. semangat bu rita yang supeeeer produktif ❤️
BalasHapusbener mb puput
HapusGara-gara DL blogspedia jadi tulisan bagus kak rita. Duh ini pas banget yang aku butuhkan saat ini. Aku nih masih kurang dari pengaturan waktu buat ngerjain ini itu. Alhasil banyak kerjaan dikerjainnya menjelang DL.
BalasHapusBener mbak, kalau gak DL nggak nulis aku wkwkwk
HapusManajemen waktu ini memang jadi peer paling berat sampai saat ini. Harus banyak belajar
BalasHapusBener mbak feb
HapusAku merasa butuh nih pake matriks ini buat jadwal aktivitas kayaknya bu, masih keteteran sama manajemen waktu :') terima kasih tulisannya Bu Rita
BalasHapusSama-sama mb nimas, senang kalau bermanfaat.
Hapus