Bismillah, memasuki tahun baru, aku mau cerita sedikit saat menjelajah destinasi wisata Mesir. Alhamdulillah beberapa waktu sebelum pandemi mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara, yaitu Jordan, kemudian Palestina, dan berakhir di Mesir. Kami berangkat ber 13 orang, dua diantaranya laki-laki, dan sisanya perempuan semua. Untuk perjalanan ke Jordan dan Palestina semoga lain waktu bisa aku buat khusus tulisannya. Kali ini cerita Mesir dulu ya.
Sekilas Sejarah Mesir
Sejarah Mesir ini memukau. Banyak nabi lahir dari sana, wafat di sana, dan jika bicara sejarah Islam maka akan banyak menyebut Mesir, salah satu yang terbanyak bahkan. Misalnya kisah Nabi Harun a.s., Nabi Yusuf a.s., dan Nabi Musa a.s. yang fenomenal dengan peristiwa pembelahan laut dengan menggunakan tongkat.
Julukan Negara Mesir
Ada banyak julukan yang disematkan untuk Mesir, misalnya Negeri Seribu Menara. Konon katanya karena di Mesir banyak sekali dibangun masjid dengan menara-menara yang menjulang tinggi untuk menggaungkan adzan. Selain itu, di masa lalu menara itu berfungsi sebagai tempat pengintaian saat perang. Unik ya. Memang iya sih, dari sejak masuk Kairo sudah banyak nampak menara-menara yang tinggi.
Satu julukan lagi adalah Negeri Piramid. Sudah bisa ditebak kan kenapa dijuluki seperti itu. Betul. Karena ada banyak piramida yang berukuran sangat besar, sampai-sampai waktu aku ukur, satu batunya saja seukuran tinggi manusia. Satu batu lho. Kebayang seberapa tingginya kalau tumpukan batunya ada ratusan.
Di masa lalu Mesir juga berjuluk Umm Ad Dunya atau Ibunya Dunia. Itu ketika di masa ribuan tahun sebelum Masehi, saat negara lain masih terbelakang, Mesir sudah bersinar dengan tradisi keilmuannya. Sayangnya di masa-masa selanjutnya julukan ini menghilang.
Dari Kairo ke Gunung Sinai
Awal memasuki Mesir masuk ke Kota Kairo, mata langsung disuguhi pemandangan apartemen-apartemen yang padat, lengkap dengan ‘hiasan’ jemuran di hampir setiap jendelanya. Sepertinya itu Kairo pinggiran ya. Kendaraan angkutan umum sahut menyahut membunyikan klakson. Jadi ingat pemandangan di satu sudut ibukota di Indonesia.
Sebelum masuk hotel, kami lebih dulu mampir ke St. Catherine, di kaki Gunung Sinai, untuk melihat patung sapi Samiri. Ada yang belum tahu kisah sapi Samiri? Kisahnya ada di masa Nabi Musa, dan diabadikan di surah Thaha ayat 85-91 dan ayat 95-98.
Rombongan langsung menuju penginapan di kaki Gunung Sinai, karena berencana akan mendakinya di malam hari. Sesampai di hotel dan selesai pembagian kamar, sebagian anggota rombongan bersiap untuk mendaki Gunung Sinai. Kebetulan aku belum lama menjalani operasi caesar, jadi tidak diijinkan untuk ikut mendaki. Jadi, aku tidak bisa cerita banyak nih, tentang pendakian ke gunung.
Yang aku dengar dari teman-teman yang mendaki,mereka dibantu naik dan turun dengan unta serta masing-masing didampingi satu helper, karena rute yang cukup curam. Tahu-tahu saat pulang pada bilang pinggang sakit karena menahan badan di atas punggung unta agar tidak jatuh. Tapi semuanya excited, perjalanannya mengesankan.
Menjelajahi Mesir
Selain ke St. Catherine, beberapa destinasi ini yang kami kunjungi :
Benteng Shalahuddin Al Ayyubi
Benteng yang difungsikan untuk melindungi Kota Kairo dari serangan musuh di masa perang salib ini masih nampak gagah. Berada di Bukit Muqattam, benteng Shalahuddin Al Ayyubi dibangun di antara tahun 1176-1183 M, dengan tinggi 10 meter dan ketebalan 3 meter. Tebal sekali ya.
Banyak fakta menarik dari benteng ini, misalnya teknik pertahanan 3 lapis yang dirancang untuk menyambut musuh. Pertama, pertahanan jarak jauh yang dengan memaksimalkan fungsi menara. Serangan menggunakan meriam dan panah. Jika ada musuh berhasil lolos, akan disambut pertahanan lapis dua yaitu ruang terbuka yang dikelilingi tembok yang tinggi.
Dan pertahanan terakhir berupa lorong sepanjang 2100 meter dengan banyak cabang. Wah, kalau sampai ada musuh yang masuk dan tidak mengenal medan, bisa habis tuh. Nyatanya benteng ini tidak pernah digunakan untuk berperang, melainkan untuk tempat tinggal raja dan sultan,
Alexandria
Kota cantik di tepian laut merah. Yang tak terlupakan adalah hidangan ikan laut segar yang gurih dan lembut. Hmm, jadi ngiler membayangkan rasanya. Menikmati hidangan laut di salah satu resto di tepian laut merah, satu hal yang tak terlupakan ketika mengunjungi Alexandria.
Masjid Al Azhar
Masjid ini adalah salah satu impianku. Ingin sekali melihat, minimal bisa sholat di dalamnya, kalau belajar di sana belum kesampaian. Alhamdulillah di tengah agenda wisata yang sangat padat, masih sempat mampir sholat di situ, berjumpa dengan beberapa pelajar dari Melayu. Tidak lupa sorenya mampir ke pasar AL Khalili, surganya belanja souvenir untuk oleh-oleh.
Masjid Al Azhar dibangun pertama kali pada tahun 970-972 M, atau 359-361 Hijriyah. Merupakan masjid kampus terbesar seluas 7800 meter persegi, Al Azhar dibangun atas perintah Khalifah Muidz Lidinillah dari Daulah Fatimiyah. Konon nama AL Azhar dinisbatkan kepada julukan putri Nabi Muhammad, yakni Fatimah AzZahra.
Sebagaimana suasana masjid yang damai, masuk kesini sambil netes air mata. Nikmat dari Yang Maha Kuasa.
Piramida Giza
Ini destinasi yang sangat indah. Gurun pasir yang sangat luas, nampak tiga piramida berdiri gagah dari kejauhan. Meski matahari terik dengan suhu sekitar 35 derajat celcius, tapi udaranya sejuk semilir. Selain menjelajahi piramida yang fenomenal, kita juga bisa menyewa unta untuk trip kecil mengelilingi gurun pasir sekitar piramida.
Museum Mesir
Siap-siap ketemu sama Fir’aun di sini, karena di museum inilah muminya Fir’aun disimpan. Yang sudah paham sejarah Musa dan Fir’aun, akan mengerti menariknya mumi ini. Jasad yang tenggelam di Laut Merah saat mengejar Musa dan pasukannya, akhirnya ditemukan dan diawetkan untuk pelajaran bagi umat manusia.
Untuk melihat muminya, pengunjung perlu membayar lagi di luar biaya masuk museum. Dan hanya boleh melihat ya, tidak boleh ambil foto. Tapi, ada satu anggota grup yang nggak tahu aturannya terus berhasil memfoto jasad mumi Fir’aun, hiiyy…
Museum ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar berisi berbagai patung Fir’aun, dan banyak koleksi bersejarah lainnya. Di lantai dua ada beberapa hewan kuno yang diawetkan juga. Total koleksi benda bersejarah di museum ini sekitar 120.000 buah.
Harus Kesana Lagi
Sesudah menelusuri sejarah Islam di Jordan, dilanjutkan ke tanah yang disucikan idaman setiap muslim yaitu Palestina, maka Mesir adalah penutup sempurna perjalanan. Jangan lupa ajak pasangan ke sana agar tidak baper saat melihat tepian sungai Nil yang romantis.
Tiga hari mengelilingi Negeri Seribu Menara jauh dari cukup, pengen banget suatu saat balik lagi. Minimal satu minggu baru bisa puas menjelajahi destinasi wisata Mesir dengan segala keeksotisannya. Yuk, travelling lagi.
Udah penasaran duluan, jadi tak sabar mau lihat foto-foto di Mesir buuu, duh auto ingat film KCB. Hehe
BalasHapusBelum komplit semalem hehe
HapusBikin mupeng banget banget banget. Penasaran banget cerita perjalanan ke Palestinanya buu, sembari terus berdoa: "ya Allah, tanah ini tanah-Mu, sampaikanlah kami padanya" Aamiin 😁😁
HapusMasya Allah ����
BalasHapusBun, mau juga dong dibuat tulisan khusus tentang akomodasinya wkwkwk
Boleh kapan2 dibikinin yak
HapusAlhamdulillah bu Rita sudah berkunjung ke negeri para Nabi. Semoga suatu saat bisa ke sana juga. bocorin persiapan cuannya dong bu... hehe
BalasHapusAlhamdulillah, semoga ya pak
HapusYa Alloh pingin ke sungai Nil sama jalan² keliling Mesir. Tiga hari emang nggak cukup. Semoga ada rezeki bisa wisata bareng Bun Rita. Aamiiin.
BalasHapusAamiin yaa Rabb
HapusMasya Allah pengen juga jalan-jalan ke mesir :)
BalasHapusSemoga suatu saat bisa ke sana, aamiin
Aamiin aamiin
HapusMasyaAllah bisa jalan-jalan di Mesir. Foto-fotonya dong, Bu, saya penasaran dengan Alexandria. Selama di Mesir wisata kuliner juga tidak, Bu? Ditunggu postingan selanjutnya yang lebih lengkap.
BalasHapusKe alexandria juga mbak, makanan yang hatus dicicip adalah ikan goreng dr laut mediterania. Guriiih
HapusMasyaallah, jadi penasaran juga sama akomodasinya, Bu. Semoga bisa nabung buat jalan-jalan ke sana.
BalasHapusBoleh boleh
HapusSemoga bisa ke sana lagi bunda. Baca tentang Alekandria jadi laper hehee.
BalasHapusMasya Allah semoga bisa liburan ke timur tengah.
Aamiin yaa Allah
HapusIni nih... Bikin mupeng. Pengen pakai banget ke negeri-negeri para Nabi.
BalasHapusSemoga suatu saat nanti bisa jelajah bumi para nabi ya bu tami, aamiin
Hapusini the real jalan-jalannya, mainnya kejauhan hehe di tunggu cerita lainnya bun, duh jadi pengen
BalasHapusLumayan jauh ya hehe
HapusYa Allah semoga bisa menjejakkan kaki ke Mesir juga... selalu suka catatan perjalanan gini bu, karena aku termasuk orang yang punya cita-cita pengen jalan ke sana sini, tapi apalah daya bisanya baru piknik tipis-tipis, wkwk.
BalasHapusGpp, ada masanya, in syaa Allah bisa suatu saat nanti
Hapus