Source : pegipegi.com |
Assalamualaikum Temans, kali ini aku mau cerita tentang De Laxston Hotel Yogyakarta. Kebetulan pekan lalu aku mengikuti dua training, 4 hari di hotel Tjokro Style dan disambung 3 hari selanjutnya di Hotel De Laxston.
Sebenarnya training yang kedua ini training dadakan. Tujuan utamaku ikut training Financial Class by Coach Salim Suharis, salah seorang Master G-Coach yang expert di bidang keuangan syariah. Lalu ada info tentang satu lagi training yang menarik, bukan cuma dari temanya, tapi juga dari nama trainernya. Workshop Internet Marketing Jitu, Sebuah Solusi Masa Kini oleh Bapak Agus Piranhamas. Unik kan namanya, hehe… Karena materinya menurutku sangat menarik, maka aku memutuskan untuk mendaftar. Dan, akhirnya selesai Financial Class di Hotel Tjokro Style yang unik, aku meluncur ke hotel De Laxston, tempat acara workshop berlangsung.
De Laxston Hotel Yogyakarta
Berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo No.139A, hotel ini punya konsep unik. Pandainya memanfaatkan lahan meski lokasi nyelip di belakang gedung lain, nyatanya De Laxston tetap mampu tampil atraktif. Terbukti dari banyaknya pengunjung yang menginap di sana. Dan dalam dua hari aku di sana nampaknya kebanyakan pengunjung hotel datang berombongan dengan keluarga.
Aku datang tidak menginap, hanya full acara saja di meeting room, lalu malamnya menginap di tempat lain karena ada keluarga yang menyusul dan menginap di hotel lain. Nah, kenapa aku tertarik mengulas hotel dari Azana Grup ini, sebenarnya bermula dari makan siang yang dihidangkan saat meeting. Kok bisa? Iya, aku tertarik mengulas karena hidangannya.
Bermula dari Pandemi
Memang pandemi ini mengubah banyak hal. Di kehidupan secara umum, hingga merambah ke banyak hal lainnya. Misalnya saja saat hajatan pernikahan. Dulu lazimnya tentu sebuah hajatan akan sangat ramai dengan tamu undangan dan beraneka hidangan prasmanan yang bisa dipilih sepuasnya. Dengan adanya social distancing dan penerapan protokol kesehatan, saat ini pernikahan hanya bisa diselenggarakan dengan jumlah tamu undangan yang terbatas.
Untuk hidangan pun juga berubah. Tidak lagi prasmanan, karena dengan prasmanan akan meningkatkan resiko penularan virus yang lebih luas. Maka pilihan aman adalah dengan disediakan nasi box dengan aneka kemasan yang menarik. Jadi tamu datang dengan jadwal yang sudah diatur per jamnya, lalu masuk menemui mempelai untuk memberikan doa restu, lengkah dengan masker dan face shield tentunya. Setelah itu tamu langsung ambil souvenir dan paketan nasi box serta snack, dan kemudian pulang. Tidak bisa lagi berlama-lama di lokasi.
Nah, begitu pula dengan layanan hotel, terutama saat waktu makan. Beberapa kali menginap di hotel di masa pandemi ini, protokol kesehatan betul-betul dijaga dengan ketat. Kalaupun masih dengan konsep prasmanan, akan disediakan sarung tangan plastik yang wajib digunakan oleh seluruh tamu. Atau jika tidak, petugas akan standby untuk mengambilkan apa yang tamu inginkan. Kita tidak boleh ambil sendiri.
Hidangan Sedap dan Lengkap dalam Satu Box
Balik lagi ke De Laxston. Kebijakan menerapkan protokol kesehatan dilakukan saat akan mulai meeting, yaitu membatasi jumlah peserta serta mengatur jarak tempat duduk antar peserta. Lalu, ini nih yang membuat aku notice pertama kali sama de Laxston. Saat makan siang, alih-alih prasmanan, rupanya penyelenggara memilih untuk menggunakan nasi box.
Kemasannya sih biasa saja, cuma komposisi serta rasa hidangan yang menurutku istimewa. Kalau yang biasa makan di hotel paling ngerti ya, rasa masakannya kayak gimana. Ini beda. Bahkan meski hanya berwujud tahu gorengnya pun aku tak mau melewatkan, saking enaknya, hehe. Selain nasi, sayur, dan lauk, paket dilengkapi dengan salad buah yang manis segar. Sayurnya masih renyah, dengan kerenyahan yang pas, bumbunya minimalis, namun justru memunculkan kesegarannya. Daging juga dimasak dengan sangat baik. asin manisnya pas, jadi nggak eneg dimakan. Sesuap demi sesuap lancar banget masuk perut, wkwk. Sayang yang hari pertama aku sampai lupa ambil fotonya karena langsung dimakan, sayang banget ya.
Ambience yang Cerah, Ceria, dan Hangat
Gegara makan yang enak itu, aku jadi kepikiran, eh, asik juga ini kalau aku ceritain ke teman-teman, gitu. Jadi aku menyempatkan untuk ambil foto hotel di beberapa titik, saat break istirahat.
Seperti yang aku sampaikan di awal tadi, posisi De Laxston ini mungkin bagi sebagian orang akan bilang enggak banget untuk jadi sebuah hotel. Gimana tidak, di pinggir jalan besar sih, tapi lokasi tanahnya ada di belakang gedung besar, dan akses jalan masuknya sempit, hanya muat untuk satu mobil saja, tidak bisa simpangan. Bukan pebisnis namanya kalau tidak bisa menaklukkan tantangan ya. Ternyata dari gang sempit tadi ketika pengunjung masuk akan melihat keunikan De Laxston.
Halaman lobby cukup untuk pergerakan mobil antar dan jemput, area parkir ada di basement seperti hotel pada umumnya. Yang membuat beda adalah saat kita melangkah masuk, akan nampak di depan lobby hotel area waiting room yang cukup luas, chic, dan bernuansa hangat. Di sisi kiri ada satu bagian yang kalau aku tidak salah jadi smoking room. Bapak-bapak pada suka ngumpul di situ sambil ngobrol. Di sisi kanan adalah jalur menuju musholla.
Alih-alih menggunakan area luas untuk menata semuanya, De Laxston justru memanfaatkan kepandaian dalam merancang ruangan. Bagaimana dengan area yang tidak begitu luas, namun semua fungsi terwadahi. Maka jangan heran kalau nampak satu dua tangga yang menjadi pembeda antar ruang.
Nuansa hangat dan ceria ini juga muncul di ruang makan yang memiliki area atap terbuka di sisi pinggiran, yang memungkinkan cahaya matahari bebas masuk, sehingga menambah rasa hangat yang ada.
Karena aku tidak menginap, maka aku tidak punya foto area kamarnya. Kalau dari sisi harga sih affordable banget. Sekitar 300ribuan sudah bisa mendapat satu kamar superior satu malam. Murah ya. Pantes saja kalau banyak keluarga yang memutuskan menginap di sana. Harga yang amat layak untuk mendapatkan tempat menginap yang bersih di pusat kota. Jadi, kapan kamu mau berkunjung ke De Laxston Hotel Yogyakarta?
De Laxston Hotel Yogyakarta
Jl. Urip Sumoharjo No.139 A, Klitren, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55222
Informasi Akses Hotel
- 1.52 km Stasiun Lempuyangan
- 2.72 km Stasiun Yogyakarta
- 0.82 km Universitas Negeri Yogyakarta
- 1.02 km Museum Affandi
Sumber : pegipegi.com
Posting Komentar
Posting Komentar