www.ritakana.com |
Bismillahirrahmaanirrahiim
Siapa di antara Teman-teman yang belum pernah bertengkar dengan kekasih, alias pasangan hidup, suami atau istri. Pasti ada. Lho? Iya, yang masih jomblo tentu belum pernah, hehe… Sedangkan bagi yang sudah berpasangan, bertengkar itu sudah pasti akan terjadi, intensitasnya saja yang berbeda tiap orang. Ada yang sering, ada yang sering banget. Ada juga yang sangat jarang bertengkar. Ah, ini sih relationship goals banget ya.
Bertengkar ini energinya dahsyat lho. Gara-gara sedang tidak akur, seorang suami bisa uring-uringan terus di tempat kerja, tidak konsentrasi, kusut, kacau lah pokoknya. Istri tidak jauh beda. Bahkan efek bagi istri bisa lebih gawat, karena biasanya posisi dia lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak. Kekacauan jiwa istri bisa berpengaruh besar ke anak-anak. Minimal banget, saat bertengkar istri akan lebih mudah marah dan kurang sabar kepada anak-anak. Jadilah anak-anak yang kebingungan kenapa emaknya ngamuk tanpa alasan jelas. Eh, bukan curcol ya ini wkwkwk.
Akupun juga mengalaminya, Teman. Rasanya sangat tidak nyaman. Dan down banget. Kalau bermasalah dengan orang lain masih bisa nahan. Tapi kalau sudah dengan suami itu, duh, nyeseknya minta ampun.
Fungsi Kekasih dan Keniscayaan
Karena buatku suami adalah orang pertama yang siap sedia menjadi bahu tempat istri bersandar dari segala keruwetan hidup. Dan menjadi orang terakhir yang tetap percaya saat orang lain kehilangan kepercayaan. Begitu pula istri semestinya bagi suami.
Kebayang kan, kalau benteng terakhir pertahanan kita malah yang problem. Sakitnya tuh, dimana hayo… Iya sakit banget di sini. Di sini lho, di dalam hati. Perih. Tapi itu sesuatu yang niscaya terjadi. Mau menghindar seperti apapun, pasti ada momen seperti itu. Karena itu berarti ada interaksi. Seperti benda, ketika bergerak tentu ada sesekali benturan.
Kurang mulia apa keluarga Nabi Muhammad SAW bersama para istri shalihah ummahatul mukminin. Nyatanya berhias pertengkaran pula sesekali. Misalnya ketika para istri memboikot beliau karena meminta tambahan uang dapur. Atau ketika Sayyidah Aisyah dilanda cemburu.
Eh, udah baca kan ceritanya? Kalau belum baca deh kisah-kisah kehidupan Nabi yang mulia. Ada banyak pelajaran bertaburan di sana.
Kalau keluarga Nabi saja mengalami saat-saat seperti itu, apalagi keluarga kita, yang penuh noda dan dosa. Hiks.
Tips Saat Bertengkar Dengan Kekasih
Meskipun bertengkar adalah sebuah keniscayaan yang pasti terjadi, jika tidak dikelola dengan baik akan bisa berakibat fatal, lho. Berapa banyak pasangan yang akhirnya memutuskan berpisah gara-gara hal ini. Kalau aku sih pengennya hubungan kami langgeng sampai di surga. Bahkan maut pun tidak bisa memisahkan. Iya secara raga terpisah, namun jiwa tetap bersatu. Semoga Allah jaga selalu, aamiin.
Karena mauku dan tekadku seperti itu, jadi setiap kali bertengkar aku memilih melakukan hal-hal sebagai berikut :
Tahan Mulut
Karena perempuan cenderung akan kehilangan rem mulut saat marah. Bisa ngomel panjang kali lebar tanpa henti. Dan herannya, nggak habis-habis kata-katanya, hehe. Canggih ya. Tapi nyebelin. Karena itulah, daripada makin nyakitin ati baiknya diem. Nyelekit banget tauk kalau lagi ngomel pas marah. Duh… Please, kalau saling cinta, jangan saling nyakitin.
Waspada Bisikan Sesat
Buat istri, hati-hati, dalam kondisi emosional bisa mudah banget minta cerai. Atau suami, ringan banget ngucap talak. Wa na'udzubillah min dzaalik. Semarah apapun jangan pernah ijinkan pikiran sesat semacam itu terlintas. Segera ta'awudz, mohon perlindungan Allah dari bisikan atau lintasan pikiran yang menyesatkan.
Ambil Jeda
Menjauh sejenak untuk menenangkan diri. Wait, nggak perlu sampai keluar rumah ya. Bahkan aku bilang jangan pernah keluar rumah dalam kondisi marah. Biarlah energi kemarahan itu tetap berada dalam area rumah yang privat, dan segera dienyahkan.
Nggak cuma pria yang butuh gua. Perempuan juga butuh. Bisa saja di kamar anak-anak dulu, atau ke dapur. Yang efektif tentu saja ambil wudhu, tilawah. Kalau tidak sanggup cukup berbaring saja sebentar di tempat tidur. Ambil nafas dalam, agar pikiran jernihnya hadir kembali.
Nggak cuma pria yang butuh gua. Perempuan juga butuh. Bisa saja di kamar anak-anak dulu, atau ke dapur. Yang efektif tentu saja ambil wudhu, tilawah. Kalau tidak sanggup cukup berbaring saja sebentar di tempat tidur. Ambil nafas dalam, agar pikiran jernihnya hadir kembali.
Ingat Kebersamaan Kita Tidak Lama
Kalau sudah ingat yang satu ini biasanya aku lebih cepat meleleh. Lebih cepat adem pikirannya. Tidak setiap hari bisa bertemu. Jatah usia juga tidak tahu. Masak sih mau dihabisin dengan bertengkar.
Ingat Tujuan Akhir
Tujuan akhirku, masuk surga bersama-sama. Nah, pengen masuk surga yang begitu tinggi, layak nggak sih meributkan sesuatu hal itu. Berantem gara-gara jatah belanja kurang? Aih, nggak level banget sama tujuan akhirnya. Atau, cuma karena suami lupa beliin bakso. Ckckck, malu lho kalau sudah inget begini.
Oiya, untuk pasangan yang belum menikah, saatnya berpikir serius nih, benarkah sosok seperti itu yang diharapkan bisa menjadi teman sejati dalam perjalanan kehidupan. Yang mampu dan mau lalui susah senang bersama. Bisakah dia menjadi teman yang sanggup capai surga Nya bersama.
Oiya, untuk pasangan yang belum menikah, saatnya berpikir serius nih, benarkah sosok seperti itu yang diharapkan bisa menjadi teman sejati dalam perjalanan kehidupan. Yang mampu dan mau lalui susah senang bersama. Bisakah dia menjadi teman yang sanggup capai surga Nya bersama.
Komunikasikan Saat Sudah Reda Amarahnya
Ini bagian yang sangat penting menurutku. Jangan sampai perkara tersimpan tanpa penyelesaian. Jangan pula berpikir, ah udah baik ini, biarin aja nggak usah diobrolin lagi. Eits, bahaya. Bisa jadi bom waktu lho.
Misal nih, tadi, suami lupa beliin bakso. Sepele kan. Tapi, Wahai Para Suami, bisa jadi buat istri itu berarti suami nggak perhatian, bisa diartikan suami nggak sayang, bisa diartikan lagi suami mengabaikan istri. Parah emang istri nih pikirannya, wkwkwk ( cubit pipi sendiri). Cuma kelupaan beli aja bisa mikirnya kejauhan. Tapi ya emang gitu sih.
Nah istri, coba, lihat dari sisi suami dong. Siapa tahu dia di kantor habis dimarahi atasan, atau kalau dia atasan lagi problem banget sama bawahan. Targetnya meleset, ditipu orang, atau mikir utang yang gak ada habisnya. Pusyiiing. Nah, jadilah pikiran blank, terus lupa. Atau jangan-jangan di dompet emang udah nggak ada yang buat beli. Hayo, masak sih tega ngambekin lagi.
Baik suami maupun istri, bukanlah pembaca pikiran. Nggak bisa ngerti apa yang ada dalam benak pasangan, kalau tidak diobrolkan.
Misal nih, tadi, suami lupa beliin bakso. Sepele kan. Tapi, Wahai Para Suami, bisa jadi buat istri itu berarti suami nggak perhatian, bisa diartikan suami nggak sayang, bisa diartikan lagi suami mengabaikan istri. Parah emang istri nih pikirannya, wkwkwk ( cubit pipi sendiri). Cuma kelupaan beli aja bisa mikirnya kejauhan. Tapi ya emang gitu sih.
Nah istri, coba, lihat dari sisi suami dong. Siapa tahu dia di kantor habis dimarahi atasan, atau kalau dia atasan lagi problem banget sama bawahan. Targetnya meleset, ditipu orang, atau mikir utang yang gak ada habisnya. Pusyiiing. Nah, jadilah pikiran blank, terus lupa. Atau jangan-jangan di dompet emang udah nggak ada yang buat beli. Hayo, masak sih tega ngambekin lagi.
Baik suami maupun istri, bukanlah pembaca pikiran. Nggak bisa ngerti apa yang ada dalam benak pasangan, kalau tidak diobrolkan.
id.pinterest.com |
Pernah aku kesel banget sama suami, gara-gara dia suka bawel sama pakaian atau jilbab yang aku pakai. Ih, kenapa sih komen mulu. Terus sekali waktu aku tanya, kenapa sih abi nih, kalau umi pakai baju atau jilbab pasti dikomenin melulu. Terus dia bilang, "Mi, umi itu tanggung jawab abi. Kalau umi tutup auratnya nggak bener, abi yang akan dimintai pertanggungjawaban sama Allah. Abi komen itu karena abi sayang umi. Abi jagain umi." Tuuuh kan, siapa yang nggak melting coba denger jawaban kayak gitu. Besok-besoknya kalau dia komen lagi tanggapanku udah beda. Makasih abiii, gitu jadinya. Nggak marah lagi.
Atau saat suamiku agak-agak kurang berkenan, kenapa aku malah di rumah saat kerjaan di kantor banyak. Aku bilang, "Abi, umi itu ingin, sesibuk apapun umi, saat abi di rumah umi bisa temani abi, bisa layani abi. Umi nggak nyaman ada di luar saat abi ada di rumah. Nanti kalau abi sudah berangkat umi balik kantor lagi." Ah, dia pasti meleleh tuh denger jawabanku kayak gitu, wkwkwk.
Coba, perkara sepele kan. Tapi pasangan bisa berpikir macam-macam. Kalau tidak diobrolkan, mencoba saling melihat sudut pandang pasangan, saling menyimpan prasangka. Dengan pemicu sedikit saja bisa BOOOOM!!! Fatal banget.
Epilog
Bertekad menikah cukup sekali. Saat menerima dia sebagai pasangan hidup, maka dia pulalah yang diharapkan akan menjadi teman di surga nanti. Maka, segala tantangan yang menghadang dalam membangun rumah tangga kudu dilewati dengan baik.
Semoga sharingku bermanfaat ya Temans. Kalau kamu punya tips yang lain saat bertengkar dengan kekasih, boleh lho ikutan komen di bawah. Makasih sudah mampir ya. Bye bye.
Ditulis dalam perjalanan menuju training di Jogja dalam keadaan tidak bertengkar :D
Warning!
BalasHapusYg jomblo di serap aja yaa ilmunya, jgn baperr 😂😂
Aku pernah bertengkar tp dengan adikku ðŸ¤ðŸ˜‚
Hehe...belajar dulu gpp mbak
HapusSemoga setiap pernikahan adalah bentuk ibadah terindah kita, walaupun dalam perjalanannya penuh dengan dinamika dan bumbu-bumbu yang luar biasa. Terima kasih bu atas tips nya,
BalasHapusSama2 pak yonal
HapusCerita Aisyah cemburu sama Khadijah bukan si bu? hehe
BalasHapusPernahnya denger kisah itu waktu kecil di radio :D
Btw inget kebersamaan ini sementara memang kunci paling ngena di aku si.
Cemburu sama Hafsah. Kalau sama Khadijah iya juga mbak, ngambek, hehe..
HapusSiapa disini yg baper sama komentarnya suami bunda Rita soal pakaian?
BalasHapusDuh mesem aku wkwk
Gpp baper wkwk
HapusSuamiku juga suka komen soal pakaian. Mana yang boleh dipakai ke luar mana yang nggak.
BalasHapusDan memang komunikasi itu kunci utama dalam pernikahan ya bu. Makanya suka sedih kalau ada yang curhat selalu gagal berkomunikasi sama pasangannya. Suka bingung juga kasih tips apa. Karena tiap pasangan pasti punya gaya komunikasi yang berbeda2..nggak bisa disamakan antara gaya komunikasi di rumah bu Rita dan di rumah saya..
Semangat membangun keluarga sehidup sesurga ya bu. Aamiin.
Betul, gaya komunikasi disesuaikan dg situasi masing2. Tapi tetep kudu komunikasi.
HapusKekasihku saat ini adalah diriku sendiri. Jadi ribut dengan diri sendiri 😅 konten Bu Ritaa bikin baper terus niiih.
BalasHapusJomblowan jomblowati belajar dulu
HapusKomunikasi emang jadi kunci utama agar pernikahan langgeng ya bun. Harus mantep banget pengaturan emosi dan komunikasi sebelum married
BalasHapusIya mbak, bener
HapusDi rumah cuma berdua jadi kamisangat meminimalisir pertengkaran bu :D
BalasHapusRugi kan kalo berantem, mau ngobrol sama siapa hehe
Hapus